Nurhalim ST MT |
Mendapatkan anggaran 70 Juta dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DP2M) serta dana penelitian berbasis Lab berjumlah 15 Juta, Dosen Elektro ini mampu menciptakan pembangkit yang memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber penghasil listrik.
Dalam riset, Nurhalim dibantu tim risetnya Azriyeni dan Firdaus, sedangkan pengerjaan dibantu oleh tiga orang mahasiswa Zainul Basri, Engla Pafela dan Azwir yang sekaligus melakukan Tugas Akhir (TA).
PLTS ini terdiri dari empat bagian utama yaitu Solar Modul, Regulator, Batrai dan Invertor. Nurhalim mengatakan pengerjaan pembangkit ini dilakukan selama dua bulan, dari April hingga Juli 2011 lalu. “Pengerjaan kita mulai dari Bulan April, agar cepat selesai pengerjaannya kita bagi tiga; Modul dikerjakan oleh Engla Pafela, Regulator dan Batrai oleh Zainul Basri, sedangkan Invertor oleh Azwir,” katanya, Senin (7/11) lalu.
Setelah pengerjaan selesai, PLTS ini kemudian disimulasikan sesuai kebutuhan listrik rumah seperti lampu, kipas angin, tv, komputer dan lain-lain dengan mensuplai energi listrik selama lima jam dengan kapasistas 274 Watt. “Energi yang kita suplai sebesar 320 Watt Peak (WP), dengan batrai yang bisa menyimpan arus 700 AH. Bisa digunakan selama lima jam dengan kapasitas 274 Watt,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Nurhalim mengatakan PLTS yang diciptakan oleh Civitas Teknik saat ini hanya mampu memenuhi kebutuhan rumah. Untuk skala kampus PLTS ini akan digunakan sebagai alternatif listrik di laboratorium saat mati lampu. Nurhalim menyebutkan saat ini belum ada upaya untuk melakukan pengembangan PLTS yang kapasitasnya lebih besar untuk skala universitas.
Kendati demikian, tambah Nurhalim, kalau UR bertekad untuk membuat sebuah pembangkit, maka surya adalah alternatif yang terbaik. “Kita kan sudah punya kapasitas yang kecil, kalau ingin melakukan pengembangan kita tinggal memperbesar arus saja agar kapasistasnya lebih besar. Kalau kapasitasnya sudah besar maka minimal lampu-lampu di jalan UR sudah menggunakan PLTS, ini tentu akan menghemat biaya listrik universitas,” tambahnya.
Terakhir, Dosen Elektro ini berharap semoga kedepannya UR bisa menjadi contoh dalam pengembangan tenaga surya. (Mt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar