Rabu, 30 Maret 2011

Mahasiswa Protes Auditorium Dijadikan Kelas

Puluhan mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa
Peduli FISIP Universitas Riau
berunjukrasa di depan kampusnya,
Senin (28/3). Aksi para mahasiswa
ini dilatarbelakangi adanya kisruh
antara mahasiswa dengan pegawai
kampus FISIP terkait penggunaan
auditorium.
Aksi yang dimulai sekitar pukul
09.30 Wib ini diawali dengan
pemasangan spanduk protes dari
mahasiswa. Didepan auditorium
mereka memasang spanduk
bertuliskan "Selamat datang di
Kelastorium". Sementara itu,
beberapa pengunjukrasa sibuk
mengumpulkan sumbangan dari
mahasiswa dengan menggunakan
karton bertulis Koin Cinta bangun
kelas pengganti auditorium".
Selain membentangkan spanduk,
beberapa pengunjukrasa juga
secara bergantian melakukan orasi.
Dengan menggunakan pengeras
suara, beberapa kali orator
meneriakkan aspirasi meminta
transparansi dan perbaikan kinerja
oleh pejabat dekanat FISIP UR.
Dalam orasinya, seorang
pengunjukrasa mengaku
menyayangkan sikap petinggi
fakultas yang seakan membatasi
pengembangan kreatifitas
mahasiswa. Diantaranya dengan
menjadikan auditorium sebagai
tempat kuliah. Padahal, semestinya,
gedung yang baru diresmikan
tersebut dimanfaatkan untuk
kegiatan mahasiswa. "Kita kecewa,
kenapa auditorium justru dipakai
untuk kuliah," kata seorang orator
disambut teriakan setuju
mahasiswa lainnya.
Sembari berorasi, mahasiswa juga
melakukan aksi teatrikal yang
menggambarkan kesewenangan
petinggi kampus. Mereka juga
membawa replika gedung yang
bertulis kelastorium. Ini
menandakan protes mahasiswa
digunakannya auditorium sebagai
kelas. Mereka juga mengkritisi
kebijakan kampus yang lebih
memilih membangun kantin dan
gedung dosen daripada ruang
perkuliahan.
Dipenghujung aksi, pengunjukrasa
yang diwakili Gubernur BEM FISIP,
Dian Wahyudi menyampaikan
pernyataan sikapnya dihadapan
Pembantu Dekan I, Drs Yoserizal MS
dan Pembantu Dekan III, Drs Safri
Harto MSi. Dalam pernyataan sikap
tertulis itu, mereka memaparkan
tiga poin tuntutan mahasiswa.
Yaitu, auditorium FISIP diutamakan
untuk Pusat Kegiatan Mahasiswa.
Mereka juga meminta klarifikasi dan
permohonan maaf dari salah
seorang pegawai dekanat yang telah
menginjak marwah mahasiswa.
Terakhir, pengunjukrasa meminta
dekanat menyepakati dan
merealisasikan hasil tuntutan
mahasiswa pada dialog terbuka.
Penegasan tuntutan disampaikan
juga oleh Koordinator Lapangan
aksi, Saipudin Ikhwan. Menurut dia,
permasalahan ini berawal dari
pelaksanaan seminar yang dilakukan
mahasiswa beberapa hari lalu. Saat
itu, seminar yang seharusnya
digelar di auditorium terkendala
karena ada seorang dosen yang
juga akan mengajar di lokasi
tersebut. "Padahal mahasiswa
sudah meminta izin untuk
menggunakan ruangan itu," kata
dia.
Masalah ini akhirnya menimbulkan
protes di kalangan mahasiswa.
Apalagi, mereka beranggapan,
auditorium dibangun salah satunya
bertujuan untuk mengakomodir
kegiatan-kegiatan mahasiswa.
Sementara itu, Pembantu Dekan I
FISIP, Yose Rizal MS yang
menerima aspirasi pengunjukrasa
menjelaskan, pihak dekanat tak
pernah melarang mahasiswa
berkreatifitas. Termasuk membuat
kegiatan di kampus.
Menurut dia, sejak kampus FISIP
yang di Gobah terbakar, 2200
mahasiswa yang seharusnya kuliah
disana dipindahkan ke kampus
Panam. Dengan artian, ada 643
mata kuliah yang diselenggarakan.
Sementara, ruang kelas hanya 22.
Untuk beberapa mata kuliah, jumlah
mahasiswa yang mengambil
terkadang mencapai 170 hingga 180
orang. Artinya, dibutuhkan ruangan
besar untuk menampung semua
mahasiswa. "Itulah sebabnya kita
memutuskan menggunakan
auditorium sebagai ruang
perkuliahan," kata Yose.
Hal senada disampaikan juga oleh
Pembantu Dekan III FISIP, Drs
Syafri Harto Msi. Menurutnya,
kreatifitas mahasiswa sama
pentingnya dengan kegiatan
akademis. Namun, dengan musibah
kebakaran yang menimpa kampus
FISIP di Gobah beberapa waktu lalu,
mahasiswa harus mau saling
berbagi. Termasuk dalam
menggunakan fasilitas kampus.
Terkait adanya oknum pegawai
dekanat yang bersikap kurang layak,
Syafri memastikan pihaknya akan
segera melakukan koreksi. "Demi
kebaikan bersama, kita harus berani
mengkoreksi," kata dia.
Masalah ini juga akan dibawa ke
Dewan Pimpinan Harian FISIP untuk
membicarakan tindaklanjutnya.

Setelah mendengarkan jawaban
pihak dekanat, mahasiswa yang
sebelumnya berkumpul di halaman
Gedung Dekanat FISIP akhirnya
membubarkan diri. Namun, mereka
berjanji akan memantau hasil rapat
Dewan Pimpinan Harian yang
dilakukan petinggi fakultas hari itu.

Sumber: pekanbaru.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer