Selasa, 31 Januari 2012

UR Kunjungi Unram

JU- Setiap universitas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, hal ini terungkap saat Universitas Riau (UR) melakukan kunjungan ke Universitas Mataram, (15-20/12) lalu. Kunjungan ini dalam rangka pertukaran pengalaman dan program antara UR dengan universitas yang ada di Lombok, Nusa Tenggara Barat ini.
Demikian diungkapkan Pembantu Rektor IV, Adhy Prayitno yang ikut dalam kunjungan ini. Menurut Adhy, UR dan Unram memiliki kelebihan dan kekurangan. Dibidang kewirausahaan UR unggul dibandingkan Unram, begitu juga dengan Program Cooperative Education Program (Coop).

"Kewirausahaan mahasiswa kita (UR, Red) lebih unggul, kita punya Pusat Pengembangan Karir dan Kewirausahaan (P2K2) sedangkan Unram belum punya. Manajemen Coop kita juga lebih bagus dari mereka, UR termasuk kedalam 18 pengelompokan manajemen Coop terbaik di Indonesia, sedangkan Unram tidak," ungkap Adhy kepada UR News.
Keunggulan lain, tambah Adhy, jumlah Profesor di UR lebih banyak dibandingkan Unram. Begitu juga dengan jumlah mahasiswa, UR memiliki sekitar 125 ribu mahasiswa, sedangkan Unram hanya sekitar 18 ribu mahasiswa. Tak hanya itu, UR sudah dua tahun menggunakan sistem Badan Layanan Umum (BLU), sedang Unram saat ini baru tahap penyusunan untuk mengajukannya.
Walaupun begitu, tidak semua hal yang diunggulkan UR, karena dibidang lain UR juga harus banyak belajar dengan Unram seperti dalam hal kebersihan, ruangan kelas dan gedung yang lebih bagus. Selain itu, walau sama-sama berumur 49 tahun, dari segi penerimaan mahasiswa Unram lebih unggul karena sudah bisa menerima mahasiswa asing. "Mereka sudah kedatangan mahasiswa asing dari Australia di Fakultas Peternakan, kita belum punya," ungkap Adhy.
Tak hanya itu, kelebihan Unram dari segi anggaran, Unram mendapatkan anggaran dari Dikti untuk rumah sakit lebih banyak dari UR, Unram mendapatkan 138 Milyar, sedangkan UR hanya mendapatkan 50 Milyar. Akan tetapi, menurut Adhy jumlah anggaran tidak dapat dijadikan patokan sebagai sebuah keunggulan. "Ini adalah kelemahan Dikti karena tidak punya aturan pas dalam pembagian anggaran, ada perguruan tinggi di Indonesia yang tidak mengajukan tetapi mereka dapat anggaran basar, nah kita (UR, Red) pengajuan dan dokumen perencanaan lengkap tapi cuma sedikit anggaran yang diperoleh," jelas PR IV ini.

(Sumber: UR News)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer